1. Teori Dasar Dot Matrik 5x7
Dot matrik 5 x7 memilki arti bahwa 1
dot matrik berukuran 5 kolom x 7 baris susunan LED. Jadi 1 dot matriki terdapat
35 buah LED. Berikut adalah ilustrasi 3 buah dot matrik yang sudah terpakai untuk
menampilkan beberapa karakter.
![]() |



![]() |
![]() |
||||||
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
kolom
1 kolom 5 1 dot matrik
spasi antar karakter
Gambar 1. Display Dot Matrik 5x7
Setiap karakter antar dot matrik sebaiknya diberi
spasi agar karakter yang tampil terlihat jelas dan tidak tampak berdekatan.
Dalam setiap display dotmatrik selalu terdapat istilah baris dan kolom. Jumlah
baris selalu sama dengan 7. Namun jumlah kolom sebanyak jumlah dot matrik
dikali dengan 5 kolom/dot matrik. Pada gambar 1 di atas terdapat 15 kolom.
Prinsip kerja dot matrik
sebenarnya menggunakan system Scanning kolom. Scanning kolom adalah pada satu
waktu dari sekian banyak kolom pada gambar 1 hanya satu kolom yang menyala
merah. Karena proses pengulangan penyalaan kolom dari kolom 1 sampai kolom 15
begitu cepat dan berulang-ulang maka huruf ABH tampak nyala bersamaan. Proses
scanning kolom yang cepat menipu mata atau penglihatan manusia sehingga mata
menangkap huruf ABH seolah-olah menyala secara bersamaan. Apabila proses
scanning kolom dipelankan sampai mata dapat melihat, maka pergeseran penyalaan
kolom akan terlihat satu persatu.
2. Driver 8 Dot Matrik.
![]() ![]() ![]() ![]() |
|
||||||
|
||||||
|
|
|
|
Gambar 2. Diagram
Blok Driver 8 Dot Matrik
Dot
matrik pada gambar 2 dapat menyala semua bila
PORT B berlogika 1 atau 5 Volt
dan Ouput SIPO (K1 sampai K40) berlogika 0 atau 0 volt. Namun penyalaan semua dot matrik dengan cara ini dapat mengakibatkan konsumsi daya listrik
yang cukup tinggi dan biasanya nyala
dot matrik tidak begitu terang dibandingkan
dengan teknik scanning. IC mikrokontroler yang digunakan adalah tipe AVR ATmega16 dengan crystal oscillator 8 MHz.
Buffer pada
blok diagram di atas digunakan untuk memperkuat arus yang dikonsumsi oleh LED dot matrik sekaligus memproteksi pin PORT B
agar tidak mudah rusak bila proses
scanning berlangsung. Tipe IC buffer yang digunakan adalah 74HC573.
3.
Cara Kerja IC 74LS164 ( SIPO
).
Pada blok SIPO terdapat
IC SIPO 5 buah untuk 40 kolom. Sebab 1 IC SIPO memilki output 8 pin atau bit, 1
pin clock dan 2 pin data yaitu
A dan B. Berikut adalah ilustrasi penjelasan IC SIPO tipe 74LS164
yang telah digunakan.
![]() |
Gambar 3. Gambar IC 74LS164
(Serial Input Parallel Output)
Dalam penggunaan IC SIPO ini setiap pin Data A dan B selalu digabung
jadi satu. Kelima IC SIPO pada gambar 2 disusun secara seri maksudnya
adalah pin output O8 IC SIPO pertama
masuk ke pin Data A IC SIPO kedua dan seterusnya sampai IC SIPO kelima. Kemudian semua pin Clock kelima IC SIPO dihubungkan menjadi satu.
Board yang digunakan terdiri dari 2 bagian seperti
terlihat pada lampiran. Board pertama hanya berisi socket untuk mengubungkan
jalur – jalur pada setiap dotmatrik (Gambar Skematik 1 pada lampiran). Board
pertama dan board kedua terhubung secara vertikal melalui pin header. Board kedua berisi driver
DotMatrik yang terdiri atas IC SIPO dan IC buffer (Gambar Skematik 2 a pada
lampiran) dan di board kedua ini tergabung sistem minimum mikrokontroller
AVR-ATMega16 (Gambar Skematik 2 b pada lampiran).
Jika anda mengamati lampiran terlihat bahwa
skematik driver dot matrik terhubung dengan system minimum mikrokontroller
AVR-ATmega16.Hanya pin Data A IC pertama yang terhubung dengan pin PORT A.1
mikrokontroler dan pin Clock semua IC SIPO terhubung ke pin PORT A.2
mikrokontroler.
Apabila PORT A.1 diberi
logika 1 dan IC SIPO di-clock sebanyak 40 kali melalui
PORT A.2 mengakibatkan seluruh pin output
IC SIPO bernilai 1. Setiap Clock diberikan pada pin clock maka data
pada SIPO akan bergeser ke kanan sebanyak 1 bit. Clock pada IC 74LS164
mempunyai logika aktif logika 1. Jadi clock yang diberikan harus berupa sinyal impulse.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar